Pages

Friday, January 21, 2011

Ketika Anak kita membesar dengan begitu cepat

Waktu berjalan seakan-akan begitu cepat. Begitu juga dengan perkembangan Rayyan. Alhamdulillah, walaupun sekarang aku bekerja, tapi aku sempat merasakan perkembangan Rayyan dari hari ke hari. Hal-hal baru tentang Rayyan, kemampuan barunya ada saja. Begitu juga dengan foto ini.

Mobil-mobilan di atas diberikan oleh salah seorang kawan kami yang sudah selesai kuliah dan kemudian kembali ke aceh. Mobil-mobilan ini adalah mainan anaknya dulu dan kami dengan senang hati menerima pemberiannya itu. Sewaktu mainan ini diberikan, aku ingat sekali yang Rayyan masih belum bisa menaikinya. Saat itu kalau tidak salah, Rayyan masih belum bisa duduk sendiri, jadi kalau ditaruh diatas mobil ini, bisa-bisa jatuh karena keseimbangan badannya belum ada.

Kemudian ada satu masa, ketika rayyan sudah bisa duduk sendiri, aku pun mencoba menaikkan rayyan diatas mobil ini. Rayyan sangat excited sekali dan berusaha bermain maju mundur. Saat itu Rayyan malah susah untuk membawa mobil ini maju kedepan, tapi cepat sekali kalau bergerak mundur hehehehe.

Satu hari aku melihat Rayyan sudah denagn lancarnya bermain-main dengan mobil-mobilannya dan bergerak amju ke depan dengan lancarnya. Kalau sudah aku naikkan ke atas mobilnya ini, Rayyan senang sekali.

Baru-baru ini, aku melihat Rayyan berusaha menaiki sendiri mobil-mobilannya dan dia berhasil. Aku terharu sekali melihat Rayyan semakin hari semakin bertambah kemampuan motoriknya dan aku tidak kehilangan momen tersebut. Rayyan pun sudah bisa turun sendiri dari mobil-mobilannya itu.

Di umurnya yang hampir 14 bulan akhir bulan ini, Rayyan semakin lincah walaupun masih belum bisa jalan. Sekarang ini dia lagi excited untuk mencoba jalan. Berdiri sendiri tegak sudah bisa, kemudian jalan 3-4 langkah. Kemarin tiba-tiba Rayyan bisa jalan kira-kira 7-8 langkah sebelum jatuh. Kami pun langsung memberi tepuk tangan atas keberhasilannya dan dia pun tersenyum-senyum.

Tidak sabar rasanya melihat Rayyan bisa jalan dan lari-lari :) supaya bisa aku ajak jogging sama-sama di Sport Compleksnya UIA hehehehe

Menyiapkan Bubur Bayi Secara Praktis

Dulu, kalau kami dalam perjalanan jauh, apakah pulang ke kampung, ataupun perjalanan pendek, kami akan selalu menyediakan bubur instant untuk Rayyan (setelah umur Rayyan 6 bulan karena sudah mulai makan bubur). Kalau di rumah, bubur rayyan dimasak sendiri/homemade, tp kalau dalam perjalanan seperti itu, kami bingung bagaimana mau membawa bubur nasi rayyan, takutnya nanti basi dan kalau memasak bubur dalam perjalanan itu, kan repot apalgi masak bubur bayi kan lama. Seperti sewaktu kami membawa Rayyan pertama sekali ke kampung suami, di rumah ibu mertua, kami sudah siapkan bubur instantnya karena biar praktis gitu. Juga sewaktu kami ke singapore untuk urusan visa Rayyan, kami juga menyiapkan bubur instant.

Sekarang ini, kalau diingat-ingat, sungguh benar-benar aku ini ibu yang paling malas sedunia. Sewaktu pulang ke kampung suami, lah pastinya kan rumah ibu mertua ada dapurnya, jadi mengapa harus membeli bubur instant untuk Rayyan???? Ah, dulu aku mikirnya, itu deh yang ibu modern lakukan, yang praktis saja, pake bubur instant. Huf tapi ga mikirin, ngasih anak bubur instant itu sama aja kayak ngasih mie instant ke anak. Kalau yang ke singapore, yah mungkin ini kondisinya lain dikit lah, tapi tetap, pemakaian bubur instant harus diminimalkan.

Nah ketika sampai di Malaysia, pertama kali kami ke menginap di rumah sepupu suami di daerah KL juga, aku tetap pake cara yang sama, beli bubur instant. Mikirnya, ah repotlah harus masak bubur setiap kali rayyan mau makan, apalgi di dapur orang, mungkin ntar peralatan masaknya ga sama dengan yang di rumah, masa harus bawa panci khusus rayyan ke mana-mana? Ya begitulah, intinya ga mau repot.

Sebelum aku mulai kerja, ya, aku masak bubur rayyan setiap kali waktu makan, dalam sehari ya 3 kali masak, pagi, siang dan malam. Saat itu, begitulah yang aku pikirkan. Ah biar fresh makannya. Ada juga mamaku memebrikan tips, masak bubur kosongnya sekaligus banyak, tinggal diambil sedikit-sedikti setiap mau masak dan dicampur dengan ikan dan sayur. Tapi karena waktu itu aku tidak bekerja, jadi ya tidak ada masalah mau masak bubur rayyan 3 kali setiap hari.

Nah, sekarang ini, aku lupa darimana dapat ide ini, kalau tidak salah dari mamaku kayaknya. Aku akan ada beli tempat makan serba guna untuk bayi merek Avent.


Dulu niatnya untuk bisa meras ASI dan diletakkan disitu (dulu aku benar-benar buntu tentang bagaimana memeras ASI dan menyimpan di kulkas). Sempat juga tempat ini terbengkalai beberapa lama karena aku udah beli botol khusus untuk menyimpan ASI.

Sampai akhirnya, tempat makanan bayi ini jadi sangat bermanfaat dalam menyediakan bubur Rayyan. Setiap kali aku memasak bubur Rayyan, aku akan masak untuk stok 2-3 hari. Kemudian aku menyimpan buburnya di setiap tempat, cukup untuk porsi 1 kali makan, kemudian aku akan simpan di kulkas. Setiap kali waktu makan, maka bubur akakn aku panaskan dengan cara merendamnya dengan air panas di dalam wadah tertutup. Jadi buburnya kembali hangat tanpa perlu dimasak di kompor lagi. Insyaallah masih tetap fresh karena aku akan memastikan mencium dan merasa buburnya dulu sebelum memeberi makan rayyan, sebagai langkah berhati-hati saja, jangan sampai memberi anak makanan yang sudah basi.

Cara ini benar-benar sangat membantu sekali dan sangat menghemat waktu. Ibu mertuaku yang sekarang menjaga Rayyans selama aku kerja pun merasa terbantu. Apalagi setelah aku membeli slow cooker Panasonic untuk memasak bubur rayyan, keadaan menjadi lebih mudah sekali.

Memang sih, dalam membeli semua gadjet baby ini, memakan uang juga karena wadah makanan bayi Avent itu juga lumayan mahal bo', kalau tidak salah, aku beli yang isi 10 wadah besar+10 wadah kecil = 20 wadah, sekitar RM120an gitu, tp kalau dihitung-hitung, 1 wadah harganya sekitar RM6-RM7, jadi ga lah terlalu mahal sekali. Slow cooker juga aku beli sekitar RM122. Tapi ya untuk mencapai suatu level kenyamanan tertentu, memang membutuhkan uang yang juga tidak sedikit hehehehe. Jadi ya sebelum membeli, nabung dulu :). Aku skrg ini lagi pengen beli slow cooker yang kecil untuk travelling, jadi kalau travelling yang jauh-jauh, tetap ga perlu bawa bubur instant, bisa masak bubur di hotel, tinggal perlu bawa sedikit beras dan sayur-an serta rempah-rempah yang dperlukan, tapi nabung dulu lah....

Sekarang, kalau kami sekelaurga main-main atau jalan-jalan, ke rumah kawan atau saudara, kami sama sekali tidak direpotkan dengan mempersiapkan bubur rayyan. Tinggal membawa stok bubur rayyan di kulkas seperlunya, kalau sekedar jalan-jalan, pastikan buburnya sudah dipanaskan dulu dengan air panas, jadi saat waktu makan, bubur sudah siap untuk dimakan. Kalau ke rumah kawan atau saudara, lebih mudah lagi, buburnya dimasukkan ke kulkas saja. Saat tiba waktu makan, tinggal dipanaskan.

Jadi aku sudah lama bisa mengucapkan selamat tinggal kepada bubur instant, horay!!!!!

Blog Follower

I have been following other people blogs for few months. It started when I begin to work. First, I got the internet connection everyday, then I decided to start blogging again. I cleaned up my blog, set new design, put some pictures and features and posted any story. Since I start working without any preparation as a breastfeeding mother, I was googling a lot to find how to be a working mother but still be able to breastfeed your child. The keywords like breast pump, nursing, memeras ASI (express milk), how to ....., everything related to it , just be my new routine in first few days at work.

Then, I found some interesting blogs that talk about breastfeeding and all of them are supporting breastfeeding. They share tips on how to work but still be able to breastfeed. I love reading their blogs and the information that they share are such precious things to me as me myself such a dummy in breastfeeding things.

I remember how I think hard on how to breastfeed my son in public. Ow, people will see my breast, even if I cover it with my Jilbab, but baby's hands are so active, it will move here and there, and my breast will open up to them. As a solution, while in public, I prepare formula milk for my child just because I think it really embarrassed to breastfeed in public.

Then, after reading some blogs, I have courage to breastfeed my son while in public but I would rather to find some place like Baby's room or Surau, more safe I think. But then, I found out about nursing cover, and I can see that how easy to breastfeed my son with nursing cover, I can breastfeed anytime and anywhere, no need to rush finding baby's room or surau while my son already start crying, I can just take my Nursing Cover and just breastfeed my son. How easy it is, actually.

I should be thankful to those people who are willing spend some of their time, blogging and sharing their information to other people. It means a lot to people like me. It open up my mind. It is really helpful. it is an entertainment as well :)

Wednesday, January 19, 2011

Kalau saya jual......

Kalau aku ingin berbisnis Telekung Parasut a.k.a Mukena Parasut a.k.a Telekung Mini a.k.a Telekung Travel a.k.a istilah lainnya di Malaysia ini, seperti Gambar dibawah ini (thanks to Rumah Mukena for the pic):





Apakah akan ada yang beli ya..............hmmmm, selama aku kuliah di UIA, aku jarang sekali melihat kawan-kawan yang Melayu, memakai telekung travel ini. Tapi ketika surfing di internet, ternyata ada juga beberapa website di malaysia yang menjual telekung travel ini dan sepertinya ada aja yang beli.... Takut untuk mencoba tapi apa salahnya ya dicoba, kalau ga laku, ya berarti ga rezeki, diobral aja sama anak-anak indo di UIA hehehe, tapi yang paling penting, aku sudah mencoba.

Tidak sabar rasanya menunggu pesanan telekung parasutnya nyampe...... :)

Memutuskan sesuatu memerlukan pertimbangan yang matang

Sekarang ini, aku lagi memikirkan untuk berhenti bekerja untuk memfokuskan pikiran aku di kuliahku yang sudah terbengkalai. Ada banyak hal yang aku pertimbangkan, salah satunya adalah kerjaanku sekarang ini tidak ada peningkatan apa-apa dari segi skills sehingga aku rasa kalau selama 6 bulan ini, kerjaanku hanya begini-begini saja, ah, sangat-sangat tidak membantu untuk prospek ke depannya. Jadi mengapa aku membuang waktuku di sini, lebih baik kembali ke kampus.

Alasan kedua adalah, aku ingin membangun bisnis kecil-kecilanku dari sekarang. jadi ketika aku mulai kuliah nanti, bisnis tersebut sudah berdiri walaupun kecil, jadi aku bisa fokus kuliah bulan 9 nanti. Lihat artikel ini. Setelah baca artikel ini, aku merasa, bagi kita-kita yang mau bekerja makan gaji, tidak ada masalah sebenarnya, tapi bersiap-siaplah untuk kemungkinan terburuk, yaitu kehilangan pekerjaan. Kalau kita sudah bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terburuk itu dengan membuka usaha sendiri, ketika kehilangan pekerjaan, yang hilang hanya pekerjaan, tapi kita tetap punya pengahasilan (walaupun jumlah penghasilan tentunya berkurang), tapi yang pasti tetap ada income yang masuk, jadi kita cuma perlu menyesuaikan gaya hidup kita dengan jumlah penghasilan yang baru.

Alasan ketiga tentunya anak. Aku jadi bisa memberikan perhatian lebih kepada anakku. Aku juga bisa kembali menyusui anakku sepenuh masa. Semenjak pompa ASI Medelaku hilang, aku sudah tidak lagi memompa ASI di waktu kerja. Aku hanya menyusui Rayyan di waktu malam. Pastinya, produksi ASI semakin sedikit.

Alasan keempat dan yang paling utama, akhirnya aku mendapatkan beasiswa yang sudah aku tunggu-tunggu dengan penuh kesabaran dan juga perjuangan juga. Kalau dulu, alasan mau berkerja karena untuk mendapatkan biaya kuliah alias kabar beasiswaku saat itu tidak jelas, nah sekarang, beasiswa sudah dapat, jadi segera saja kembali ke bangku kuliah. Apa lagi yang mau ditunggu. Aku bukannya cuma bengong saja di rumah menunggu bulan 9, tapi aku bisa memanfaatkan waktu yang panjang itu untuk merintis bisnis kecil-kecilan. Selesai kuliah nanti, aku bisa mencari kerja makan gaji lagi untuk memenuhi ambisi dan saat itu aku juga sudah ada penghasilan dari bisnis kecil-kecilanku itu (mudah-mudahan saat itu udah jadi bisnis besar hehehe, amin......)

Tapi, walau bagaimanapun, sebelum mengambil keputusan, aku harus memikirkan matang-matang, jadi jangan ada penyesalan sedikitpun.

Friday, January 7, 2011

Public Swimming Pool @ KL/Gombak

Sudah lama aku mencari dimana ada public swim pool di dekat2--dekat rumah atau paling tidak area KL/gombak lah. Tapi ga dapat juga infonya, apa ga ada ya, tapi kalau ga ada, kayaknya ga mungkin deh di KL ga ada public swim pool. Di UIA ada sih, tp sejaka jaman aku kuliah S1 disana, huh, jadwal bukanya itu cuma jam senin-jumat, 5-7 sore aja, sabtu minggu tutup. huf, untuk apa coba ada swimming pool setaraf swom pool olimpiade, tapi jadwal bukanya cuma 2 jam sehari, itu pun malah ga sampek 2 jam, guardnya biasa datang jam 5.30 tuh, jam 6.45 udah diprit-prit tanda mo tutup. Dari dulu pengen kali compliant ke bagian STAD office, tp ga jadi-jadi hehehe. kenal juga sih sama ketua management swom pool itu, tapi kalau ditanya, alasannya selalu "tak ade orang jaga lah, susah nak cari certified life guard", huh, bagi ku itu alasan ga masuk akal!

Ah, cukup buat ngeluh-ngeluh, kembali ke topik asal. Harini setelah minta tolong pak cik google, akhirnya ketemu 1 blog orang yang si pemilik blog ini kasih info tentang publik swim pool yang ada di KL. klik disini. atau baca saja dibawah ini:

1. Weld / Chin Woo Swimming Pool, Chin Woo Stadium Complex, Jalan Hang Jebat
2. Kompleks Renang Kuala Lumpur, Jalan tentram, bandar tun Razak
3. Kompleks Sukan Bangsar, Jalan terasek 3, Bangsar
4. National Aquatic Centre, Komplek sukan negara, bukit jalil

Lokasi semuanya termasuk
lumayan jauh lah dari rumah tapi ya bisalah untuk pergi kesana. :).
Tapi, apa cuma ada 4 saja Public Swim Pool di KL??????? bagiku jumlah 4 itu terlalu sedikit lah. atau mungkin banyak private swim pool ada yang di kondo-kondo mewah, jadinya publik swim pool ga terlalu laku gitu hehehe. Tapi kami ini student lah, tak sangguplah nak sewa rumah kat kondo, tak da duit.........