Pages

Friday, May 27, 2011

The Last Day

19 July 2010 - 29 May 2011

Hari ini terakhir aku bekerja di perusahaan ini. Selama lebih kurang 10 bulan berada disini. Merasakan kesibukan bekerja, mengalami rutinitas yang sama setiap hari, bergaul dengan bermacam-macam jenis manusia, menghadapi berbagai cobaan, menjalani kehidupan nine-to-five (even six). Begitu lah nasib bekerja di kota besar seperti ini. Bukan menjadi pilihan hidup yang aku mau tapi beginilah kenyataan tidaklah seindah yang kita harapkan. Mau tidak mau kita harus jalani pilihan yang sudah kita tetapkan. Yang penting kita haruslah selalu bersyukur dengan apa yang kita ada. Ini adalah rezeki yang Allah berikan pada kita. Masih banyak orang lain yang bahkan tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Masih banyak lagi yang lebih susah dari kita. Aku memang haruslah bersyukur mendapat pengalaman kerja di sini. Dengan lingkungan yang kondusif dan rekan kerja yang baik. Nothing is perfect coz nobody is perfect.

Good bye to working life, I can't wait for my studying life again.

I will very much enjoying my 3 months vacations....

Not many people got opportunity like this....

So, I will just be happy with my life....

This is my new phase of life.......

Tuesday, May 24, 2011

Something About Aay......

Judul di atas adalah judul sebuah artikel di The Urban Mama, kalau mau baca artikelnya, klik aja di sini. Artikelnya benar-benar dalam dan nyindir kita semua tentang pengelolaan uang. Dari artikel tersebut, kita bisa tau, napa setelah kerja bertahun-tahun, kok tetap ga bisa beli rumah ya, kok tetap ga bisa lunas bayar cicilan mobil ya, kok belum bisa naik haji ya, dan keluhan-keluhan lainnya. Semuanya disebabkan oleh gaya hidup kita. Jadi ga ada gunanya menyalahkan orang lain atau keadaan, tapi salahkan saja diri sendiri :). Bisa dibaca langsung di bawah deh:

Something about Aay

By Fitriavi Noeriman ST, RFA

Who is Aay?


She’s started as our secretary back in 2006 .


Anak Betawi asli. Bawel, ceria, heboh, apalagi kalau ketawa. Hidupnya sederhana, ga neko neko. Tidak boleh berhutang oleh Ibu Bapaknya. Everything she has right now, she buys it in CASH!


Dari introduction singkat di atas aja, ketauan kan kalo she’s special? Hari gini masih ada yang tipikal dan gaya hidupnya kayak dia.


Perbandingan gaya hidup saya dengan Aay, seperti ini:


Saya :
Waktu kali pertama masuk kerja di QM, berasa “paling” banget deh. Secara saya selama ini kerja di perusahaan multinasional. Kantornya di gedung mentereng, gaya saya selangit. Padahal ga penting banget kan kamu pernah kerja di mana, siapa yang peduli?


Team saya yang lain kebanyakan masih pada muda-muda, salah satunya ya Aay ini. Dulu saya masih silau dengan penampilan luar, bahwa baju, sepatu, tas, dan make up itu, adalah satu-satunya cara singkat untuk judge orang. Karena sejak pertama kali kerja, di perusahaan asing, ya begitu persepsi yang saya dapat. Dan secara ga sadar, I’ve turned to be like them. Ngabisin banyak duit buat penampilan luar. Yang penting gaya! Ga inget kalo gayanya kelewatan, dan ga sesuai dengan duit yang saya punya. Juntrungannya jadi ngutang kiri kanan. Jadi waktu awal awal saya masuk QM, sok aja penampilan gaya. Padahal hutang kartu kredit saya bertumpuk karena suka belanja. Boro boro ngomongin bisa investasi sebulan berapa, saya masih berjuang untuk bikin cash flow bulanan ga bleeding. Parah kan?


Aay:
Penampilannya sederhana. Baju, sepatu, kerudung, tas yang dia pake tetep oke. Ga berlebihan dan ga perlu yang bermerk mahal-mahal. Tapi yang penting dia bisa punya sisa tiap bulan sekitar 50% dari gaji nya untuk di investasikan di reksadana. Isn’t that cool?


Saya:
Baru merit 1 bulan, udah berisik banget sama suami, maksa-maksa pengen beli rumah segera. Karena saya bilang, saya ga mau hamil dulu kalo belum punya rumah. Trus rumah nya pengen yang decent, ga mau jauh-jauh. Secara gw biasa kos, jadi jarak dari kos ke tempat kerja paling lama 10 menit doang. Banyak mau-nya deh, padahal dulu tabungan ga punya, bukan anak orang kaya juga, jadi ga mungkin dapet hadiah rumah dari ortu :)


Jadi mau beli rumah pake apa? Dengan PD-nya, langsung jawab pake KPR. Well, ga pikir panjang banget ya, kan KPR juga kasih pembiayaan max hanya 85% . Terus sisanya dari mana? DP nya pake apa?
Tapi kalau sudah menemukan rumah impian, semua itung-itungan secara logika hilang! Bubar jalan. Keukeuh maksa.
Akhirnya cash advance dari kartu kredit, pinjam KTA, pinjam ke kakak, pinjam ke ortu. Demi mengejar beli rumah impian itu. Setelah kebeli, hutang menggunung plus kita kecekik juga setiap bulan karena harus bayar cicilan KPR nya. Bener-bener deh saya.... :(


Aay:
Tanah dan rumah yang dia punya, itu dibeli dengan uang CASH! Ga pake ngutang kiri kanan. Tapi emang agak lama prosesnya karena dia awalnya baru punya tanah saja. Terus lah dia berjuang menabung dengan sangat rajin bersama suaminya untuk bisa bangun rumah. Jadi bangunnya juga bertahap. Kalau uang habis, ya berhenti. Ada uang, lanjut lagi. Dulu dia cerita, Engkongnya membantu bangun rumah dengan cara bikin kayu kaso, diolah sendiri dari pohon. Keren ya? Sampai akhirnya sekitar 2 tahun yang lalu, dia mengundang selamatan rumahnya. Saya kaget, asli! Rumahnya besar, udah bagus, tanahnya luas. Semuanya itu dibeli dengan tanpa ngutang. Jadi malu.


Saya:
Hobi jajan, makan di resto baru, sampai beli buku kuliner or browsing di internet soal tempat makan enak. Yang ada setiap weekend or kadang-kadang weekdays, ngabisin uang di resto resto itu. Kalau uang cash udah abis di akhir bulan, tanpa sungkan gesek pake kartu kredit. Kan lagi ada promo, discount. Alasan! Soalnya ga ngaruh klo ada discount 50% pun tapi bayarnya di akhir bulan ga full. Tetap aja kena bunga kartu kredit yang per tahunnya setinggi langit.


Aay :
Based on pengakuan nya, baru sejak kerja di QM dia tau makanan-makanan “aneh” . Aneh menurut versi Aay adalah makanan non Indonesia. Kaya pizza, makanan Thailand, steak, dan 'teman-teman' nya. 


Saya :
Kemana mana maunya ga kegerahan, pengennya kalau mobil ga ada, ya pake taxi. Padahal dulu waktu awal merit, demi gaya, mau dong dipinjemin mobil ama mertua. Mobilnya mobil eropa. Bensinnya pertamax aja. Terus perawatannya harus ke bengkel resmi. Secara mobil tersebut juga bukan mobil tahun baru, jadi ada aja setiap bulan masuk bengkel. Ga sanggup bayar cash, ya gesek. Utang lagi!


Aay :
Kemana-mana sudah biasa pake bis. Jadi ga masalah tu kayanya, happy happy aja.



Well, enough about comparing my life style with Aay's. Masih banyak lagi sebenarnya, tapi nanti jadi panjang. Pokoknya I want to thank Aay karena  dia, saya jadi mikir. Dulu semua saya lakukan tanpa pikir panjang. Pas saya bertemu Aay, anak betawi yang polos ini, dan bisa saving dan invest tiap bulan reguler 50% dari income-nya, saya langsung malu. Masa sih gaji saya lebih gede tapi investasi nya lebih dikit? Ga bener banget! So I have to change! 


Alhamdulilah ada perubahan signifikan dari kondisi keuangan saya. Bye bye hutang! Sekarang sudah jamannya investasi dan punya rencana keuangan yang jelas. Kadang suka amaze sendiri, ga nyangka saya yang 4 tahun yang lalu ga punya apa-apa, sekarang udah ngumpulin buat dana darurat, dana sekolah buat anak, dana bantuin ortu kalau mereka sakit, dana buat bisnis, dana pensiun. Canggih kan? :)


Tapi tetep lho, saya masih terus berpacu ama Aay sampai detik ini. Gara-garanya minggu lalu kita breakfast meeting bareng Ibu Bos. Ibu Bos nanya nih ama kita-kita, “ Eh, kalian jadi bisa investasi berapa yang reguler setiap bulan?” Menjawablah kita satu-satu, and again, jawaban Aay bikin saya terpacu lagi. Investasi reguler tiap bulannya makin nambah aja. Ampun deh anak yang satu ini :)


Bikin saya tetap semangat untuk terus menambah investasi bulanan.


So, I’m still racing with her.


How about you? Can you beat Aay? ;)

Buku Yang Setia Menemaniku Selama 12 bulan Pertama

Menjadi seorang ibu, apalagi untuk pengalaman yang pertama, bisa menjadi situasi yang membuat stres. Memang, pada saat kehamilan, aku sudah membeli beberapa buku tentang bayi dan cara mengasuhnya. Aku juga rutin membeli majalah khusus untuk orang tua dan bayi. Belum lagi bacaan-bacaan yang aku dapatkan dari internet. Pokoknya kalau dari segi bacaan, lengkap deh. Dalam hati merasa kalau aku sudah siap manjadi seorang ibu yang baik.

 Ketika sang bayi lahir, melewati beberapa hari pertama dan beberapa bulan pertama, disitulah kebingungan melandaku. Aku sama sekali tidak tau bagaimana perkembangan seorang bayi dari bulan pertama dan seterusnya. Yang aku maksudkan adalah, biasanya kalau bayi berusia 1 bulan, sudah mampu apa saja. Apakah sudah bisa tersenyum atau bisa diajak bercanda. Begitu juga di usia 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12 bulan. Aku ingin tahu secara detail bagaimana biasanya dan seharusnya perkembangan seorang bayi setiap bulannya. Sejujurnya, yang aku tau hanya info-info dari keluarga seperti, biasanya bayi umur 4 bulan udah bisa mengangkat kepala. Umur 6 bulan sudah bisa menegakkan kepala, dan sebagainya. Bagi aku info dari keluarga masih sangat sedikit sekali, aku perlu info yang lebih detail lagi.

Demi memuaskan keinginan aku untuk mendapat informasi lengkap mengenai bayi, mulailah aku menjelajahi internet. Uncle Google menjadi sahabat sejatiku dalam menemukan website, artikel atau buku yang aku inginkan. Sampai pada akhirnya aku menemukan buku yang sangat pas sekali dan benar-benar menenuhi keinginanku. Aku menemukan sebuah website, www.tipsbayi.com. Di dalam website tersebut, informasi mengenai bayi memang tidak terlalu lengkap. Yang membuat aku tertarik adalah bukan isi dari website mereka, tapi ebook (electronic book) yang mereka tawarkan, yang berjudul "12 bulan Pertama"

Ebook tersebut benar-benar memenuhi dahagaku untuk mengetahui berbagai informasi mengenai perkembangan seorang bayi. Dari buku tersebut aku bisa mengevaluasi bayiku sendiri dengan memeperhatikan perkembangan bayiku apakah sesuai dengan umurnya. Tentu saja perkembangan setiap bayi itu berbeda-beda. Yang cepat dan ada yang lambat. itu bukan suatu masalah karena yang terpenting di orang tua tau apakah si anak termasuk yang cepat atau lambat. Kemudian bisa dicari solusi bagaimana meransang perkembangan di anak jikalau si anak, sampai di usia tertentu, ternyata masih belum bisa merangkak, misalnya.

Kalau Rayyan sendiri, agak lambat merangkaknya. Mungkin karena dulu aku berpikir, kalau si anak siap untuk merangkak, maka dia akan merangkak dengan sendirinya. Jadi jangan dipaksa-paksa. Ternyata, hal tersebut salah. Bayi pun perlu diberi rangsangan yang cukup untuk meningkatkan kemampuan motoriknya. Untuk merangsang bayi merangkak, letaknya sebuah objek yang menarik perhatian bayi, seperti mainannya, agak jauh dari jangkauan tangannya. Jadi si bayi akan berusaha meraih mainannya. Hal tersebut akan melatih si bayi untuk merangkak. Begitu lah salah satu tips berguna dari ebook diatas.

Walaupun aku membeli ebook tersebut bisa dibilang agak terlambat, kira-kira sewaktu usia Rayyan sudah 4 atau 5 bulan, tapi better late than never kan??? ebook ini benar2 sangat berguna sekali sehingga aku ingin sekali merekomendasikan ebook ini kesemua orang. Dengan harga yang terjangkau, bahkan kita bisa memprint sendiri isi buku ini lho tanpa harus membawa ke percetakan. Karena yang kita beli adalah softcopy berbentuk pdf. Insyaallah aku akan buat entry khusus bagaimana memprint ebook menjadi berbentuk booklet atau buku....

Monday, May 23, 2011

Jadwal Minum Susu Untuk Bayi/Balita

Sebelum aku menikah, aku sudah mengenal beberapa kawan senior yang sudah menikah dan punya anak balita. Keluhan yang paling utama keluar dari mulut para ibu-ibu tersebut adalah anaknya susah sekali makan nasi. Maunya minum susu saja. Sedikit-sedikit minta susu dan kalau sudah waktu makan, mulutnya ditutup dan dikunci pake gembok :).

Waktu itu ya aku ngelihatnya bahwa hal tersebut kurang baik nih. Kalau si anak ga mau makan dan cuma minta susu, di ibu langsung memberikan susu. Niat si ibu sih baik, daripada ga ada makanan yang masuk ke perut anaknya, paling tidak si anak mau minum susu jadi adalah makanan yang masuk. Alasan lainnya, si anak bakalan mengamuk kalau ga dikasih susu, jadi si ibu pun mengalah pada si anak.

Pengaruh iklan susu yang lebay alias berlebihan pun ada pengaruhnya juga dari segi pola pemikiran orang tua. Kalau di malaysia, ada iklan susu Pediasure kalau ga salah. Iklannya itu begini, si ibu dan si anak lagi belanja di swalayan, dia ngelihat semua jenis makanan seperti ikan, daging, sayur-sayuran, tapi ketika dia menoleh ke si anak, si anak langsung menggelengkan kepala dan menutup mulutnya melihat semua makanan itu sebagai tanda dia ga bakalan mau makan tu makanan. Si ibu pun memasang wajah khawatir karena si anak ga mau makan makanan begizi tersebut. Sesampainya si ibu di rak bagian susu, terlihatnya satu kaleng susu, si ibu melihat kaleng susu tersebut dengan penuh rasa bahagia, begitu pun si anak. Si ibu pun merasa yakin dengan memberikan susu tersebut ke si anak, bisa menggantikan semua protein dan vitamin di ikan, daging dan sayur. Jadi, kalau si anak ga mau makan nasi pun, ya cuek aza gitu lho, tinggal dikasih susu aja, beres deh. (HUH, SEBEL AMAT AKU LIAT TU IKLAN. LEBIH SEBEL LAGI NGELIHAT ORANG TUA YANG KEPENGARUH IKLAN SUSU GA JELAS ITU).

Nah, ketika aku punya anak sendiri, aku pun kewalahan juga. Sejak bayi, rayyan termasuk bayi yang mudah sekali untuk diberi makan. Segala macam bubur yang aku buat, semuanya masuk dengan mudahnya ke mulut rayyan. Ketika sudah makan nasi lembek pun, tetap sama, mudah sekali menyuapkan nasi lembek kemulutnya. Sampai pada usia kurang lebih 13-14 bulan. Rayyan sudah mulai susah makan, terutama sesudah Rayyan bisa jalan. Waduh, neneknya terpaksa harus mengejar kemana-mana kalau sudah waktunya makan.

Sebelumnya, setiap kali rayyan bangun pagi, maka 1 botol susu sudah tersedia untuknya. Awalnya sih karena tiap bangun pagi, pasti rayyan ini agak rewel dikit, jadi disogok pake susu deh baru ga rewel. Awalnya ya aku ngerasa hal itu biasa aja sampai pada akhirnya, nenek rayyan mengeluh kalau Rayyan kok akhir-akhir ini susah kali kalau waktu sarapan pagi. Benar-benar dikunci mulutnya, bahkan sesuap pun ga mau makan.

Kemudian tiba-tiba aku teringat dengan isi buku "Mama, Saya Lapar" karangan Wardina Safiyyah itu. Di buku itu, wardina menyarankan supaya 2 jam sebelum waktu makan, anak jangan diberi makan apapun termasuk snack/makanan kecil dan terutama susu. Jadi selama 2 jam itu, perut si anak sudah memberikan proses lapar sampai lah pada waktu makan, si anak lapar dan akhirnya ya mau makan. Kalau rayyan bangun pagi jam 7 pagi langsung disodorin susu 1 botol, pastinya dia kenyang dan jam 8-9 pun, ketika disuapkan nasi, Rayyan masih kenyang,makanya ga mau makan. Jadi ternyata penyebab rayyan susah makan pagi ya karena bangun tidur sudah langsung dikasih susu.

Kemudian aku memutuskan kalau setiap rayyan bangun pagi, jangan dikasih susu dulu. Neneknya sih setuju aja karena aku beri penjelasan sebelumnya, neneknya ya senang aja karena alasannya supaya rayyan mau makan nasi. Awal-awalnya ya pasti berat dan rayyan mengamuk. Ya wajar aja, karena bagi rayyan, sudah menjadi jatahnya kalau tiap bangun pagi, susu sudah ada. Tapi kami mengakali dengan mengajak rayyan main untuk mengalihkan perhatiannya dari meminta susu ataupun menggendong dan mengajaknya jalan-jalan keluar dulu sebentar. Cara lainnya ya menghidupkan tv dan membuka film kartun atau apapun untuk mengalihkan perhatian Rayyan. Selama beberapa hari seperti itu dan berhasil, alhamdulillah. Sekarang, setiap bangun tidur pagi, rayyan sama sekali ga minta susu. malah langsung main. Bahkan ada beberapa kali, bangun tidur, rayyan langsung lapar berat dan mengamuk melihat roti bantal bekal sarapan aku alias minta makan :)

Dengan pengalaman di atas, aku pun teringat dengan acara Nanny 911. Si nanny seringkali mengatakan bahwa semua kegiatan di rumah haruslah punya jadwal, seperti jadwal makan, jadwal bermain, jadwal menonton tv, dan lain-lain. Intinya harus teratur untuk mewujudkan sifat disiplin di anak.

Begitu juga dengan susu anak. Harus ada jadwal minum susu anak untuk mendisiplinkan si anak dalam hal makan. Jangan sesekali si anak berpikir kalau dia tidak mau makan, si ibu pasti bakalan bikin aku susu. Jadi mendingan aku ga mau makan deh jadi bakalan dapat susu. Balita itu sangat pandai sekali tipu muslihat, mereka pandai berpolitik ;). Jadi jangan meremehkan kemampuan akal bulus anak-anak kita :)

Selain di waktu pagi, aku juga menetapkan jadwal minum susu rayyan, sehingga tidak mengganggu waktu makan siang dan malam. Yah, mudahnya itu, pokoknya, 2 jam sebelum waktu makan, anak jangan diberi makanan kecil. Biasanya, setelah makan pagi, rayyan bakalan dapat susu sekitar jam 10-11 pagi. Kemudian masuk jam makan siang sekitar jam 1-2. Sekitar jam 3-4, rayyan bakal dapat susu. kemudian waktu bermain atau tidur siang. Jam 5-6, kadang-kadang saja rayyan minta susu. Masuk waktu makan malam, jam 8. Kemudian jam 9.30-10.30, rayyan akan dapat susu sebelum waktu tidur. Jadi dalam sehari, paling tidak rayyan akan minum susu 3-4 kali saja dan aku rasa sudah cukup. Kadang perlu tambahan susu sampai 5-6 kali terutama kalau rayyan banyak beraktifitas di luar. Yang terpenting ada jadwal saja. Terkadang ya jadwal diatas juga tidak tentu karena jadwal tidurnya kadang-kadang pagi dan siang tidur, kadang hanya tidur pagi saja, atau bahkan pernah tidak mau tidur seharian. Jadi ya kadang kita ga bisa juga terlalu strict dengan jadwal yang dibuat, perlu juga sesekali disesuaikan dengan situasi.

Dengan menjadwal waktu minum susu rayyan, alhamdulillah, setiap waktu makan pagi, siang dan malam, rayyan mau makan juga walaupun sedikit. Yah biasalah anak kecil kalau agak susah makan.....

Thursday, May 19, 2011

Membiasakan balita untuk tertidur sendiri

Alhamdulillah sekali karena Rayyan, di usianya yang ke 17 bulan, selama beberapa minggu ini sudah bisa tidur sendiri pada malam hari. Tanpa menggunakan bantuan ayunan atau pun tanpa di gendong seperti yang selalu aku lakukan sebelumnya.

Biasanya Rayyan baru akan tidur setelah aku gendong dengan kain dan membaca shalawat atau pun nyanyian nina bobok. Ada sekitar 1 jam lebih deh aku gendong sampai akhirnya Rayyan tertidur di gendongan, baru kemudian aku letakkan di atas kasur.

Sejak dulu sebenarnya aku ingin sekali supaya Rayyan bisa tertidur sendiri kalau sudah ngantuk. Seperti orang dewasa lainnya, kalau sudah ngantuk, ya berbaring, menguap, menutup mata dan akhirnya tertidur. Sebelumnya aku sudah pernah usahakan kepada Rayyan. Sesudah minum susu sebelum tidur, sudah terlihat ngantuk, langsung aku baringkan di atas kasur dan aku "pok pok" alias aku tepuk-tepuk lembut di badannya (kaki, tangan, pantat, atau urut-urut kepalanya). Tapi jarang sekali berhasil dan biasanya rayyan bakal rewel sekali dan guling sana guling sini tanda minta digendong.

Tapi selama beberapa minggu ini, aku pun heran, rayyan sudah bisa tidru sendiri. rasanya aku sama sekali tidak melakukan training untuk rayyan supaya bisa tidur sendiri. Tapi setelah aku pikir-pikir, mungkin ada beberapa training yang secara tidak langsung sudah aku aplikasikan kepada rayyan.

Setelah aku ingat-ingat, semuanya berawal dari ketika kami bertiga (aku, ayah rayyan dan rayyan) mulai mengeluarkan kasur ke ruang tamu depan tv dan selalu tidur malam disitu. Jam 9.30 kami sudah mulai mengeluarkan kasur dan tidur-tiduran di depan tv. sekitar jam 10.00-11.00, kami sudah mematikan semua lampu tapi tv tetap nyala sih (hehehe abisnya bunda dan ayah rayyan masih mau nonton). Begitu itu rutinitas kami selama beberapa bulan ini.

Awalnya niat tidur di luar karena kasur di kamar yang ukuran queen, ga cukup lagi menampung kami bertiga. Aku tidur lasak dan rayyan pun sama. Biasanya Ayah yang kejepik di ujung dan akhirnya ayah bilang kalau dia tidur di laur aja supaya rayyan bisa tidur nyaman. Awalnya aku ya setuju aja karena ga ada pilihan lain. Tapi pada akhirnya, situasinya jadi ga sehat deh karena rayyan kok ga tidur sama ayah ya. Udah seharian ayah kerja, paling tidak waktu tidur kan rayyan bisa sama-sama ayah. Jadi inisiatif aku untuk mengeluarkan kasur ke luar jadi ditambah dengankasur single yang memang ada di luar, kami bertiga akhirnya tidur malam di ruang tamu.

Awal-awalnya, Rayyan akan tidur-tiduran juga di atas kasur bersama kami sampai akhirnya dia ngantuk dan rewel. Kalau sudah rewel dan usaha pok pok rayyan di atas kasur tidak berhasil, akhirnya aku gendong sampailah dia tertidur. Tapi beberapa minggu terakhir, tanpa aku sadari, rayyan malah kalau sudah ngantuk, mulai menguap-nguap, cari posisi enak di atas kasur dan bantal, kami bantu dengan pok pok badannya, sampai akhirnya tertidur. Bahkan ada juga sesekali, tanpa di pok pok, rayyan tertidur sendiri.

Dengan pengalamanku di atas itu, aku berusaha berpikir, bagaimana caranya Rayyan kok bisa pada akhirnya bisa tertidur sendiri tanpa harus digendong padahal aku sama sekali ga ada jadwal training secara khusus. Sampai pada akhirnya ada sampai ke beberapa kesimpulan:

1. Bayi seusia Rayyan (17 bulan) berada di fase-fase meniru semua yang dilakukan oleh orang dewasa yang berada di sekelilingnya (Ayah, Ibu, Tante, Nenek, Kakek, dll). Mungkin saja, selama beberapa bulan, dia memperhatikan kalau Ayah dan Bundanya, kalau mau tidur, cuma berbaring di atas kasur dan memejamkan mata saja. Memang pastinya memakan waktu lama juga sampai akhirnya dia mengerti bahwa kalau mau tidur itu, cukup berbaring dan memejamkan mata (dari pengalamanku, beberapa bulan lho). Jadi kalau kita mau membiasakan anak dengan sesuatu, harus dimulai seawal mungkin bahkan sejak dari baru lahir.

2. dari buku TipsBayi yang aku baca, untuk waktu tidur, kita bisa mulai membiasakan bayi sejak dari awal dengan tanda-tanda datangnya waktu tidur. Misalnya, kalau udah masuk ke kamar, berarti sudah waktunya tidur. Atau, kalau sudah masuk kamar dan lampu serta tv dimatikan, berarti sudah waktu tidur. Bayi bisa mengerti rutinitas seperti itu kalau kita biasakan sejak awal sekali. Di usia rayyan skrg, dia sudah mengerti, kalau aku sudah mematikan lampu, berarti memang sudah waktu tidur, dia ga bakalan main-main lagi. Tapi kalau lampu masih nyala, jangan harap deh dia mau tidur. Kadang-kadang sih, walaupun tv masih nyala, asalkan suara tv sudah kecil, rayyan bisa juga tidur. Tapi kalau mau rayyan cepat-cepat tidur, maka lampu dan tv harus mati. Sebentar saja, dia sudah tertidur. Ada juga sih masa-masa yang rayyan sama sekali belum ngantuk, jadi walau lampu dan tv sudah mati, tapi dia masih belum mau tidur. Hal seperti itu ya biasa lah.

3. Pastikan Rayyan sudah kenyang sebelum tidur. Dulu waktu ASIku masih banyak, mudah sekali memang memang. Tinggal nenen aja, rayyan sudah pasti bakalan tidur sambil nenen. Sekarang, karena rayyan minum susu formula dengan botol dulu sebelum tidur, jadi ga langsung tertidur.

4. Pastikan juga badan rayyan segar sebelum tidur. Pampersnya masih ringan atau kering, kalau perlu sebelum tidur ganti pampers dulu dan ganti bajunya dengan yang masih fresh dan tidak bau keringat.

5. Kipas dihidupkan karena kayak bundanya, rayyan juga ga tahan panas hehehehe.

Rasanya beberapa hal di atas adalah hal yang aku lakukan untuk memastikan rayyan bisa tertidur sendiri. Tips-tips diatas sebenarnya ada saja tertulis di buku panduan menjaga bayi. Cuma mungkin aplikasinya tidak langsung aku terapkan dengan berjadwal dan disiplin. Aku terapkan secara pelan-pelan tanpa aku sadari juga hehehe. Alhamdulillah, ternyata berhasil....:)

Tuesday, May 10, 2011

Untuk direnungkan

taken from my friend's fesbuk.....


01. When you were 1 year old, she fed you and bathed you.You thanked her by crying all the night.

02. When you were 2 years old, she taught you to walk.You thanked her by running away when she called.

03. When you were 3 years old, she made all your meals with love.You thanked her by tossing your plate on the floor.

04. When you were 4 years old, she gave you some crayons.You thanked her by coloring the dinning room table.

05. When you were 5 years old, she dressed you for the holidays.You thanked her by looping into the nearest pile of mud.

06. When you were 6 years old, she walked you into school.You thanked her by screaming, "I'M NOT GOING".

07. When you were 7 years old, she bought you a baseball.You thanked her by throwing it through the next-door-neighbor window.

08. When you were 8 years old, she handed you an ice cream.You thanked her by dripping it all over your lap.

09. When you were 9 years old, she paid for Arabic lessons.You thanked her by never even bothering to practice it.

10. When you were 10 years old, she drove you all day, from soccer to gymnastic to one birthday party after another.You thanked her by jumping out of the car and never looking back.

11. When you were 11 years old, she took you and your friends to the movies.You thanked her by asking to sit in the different row.

12. When you were 12 years old, she warned you not to watch certain TV shows.You thanked her by waiting until she left the house.

13. When you were 13, she suggested a haircut that was becoming.You thanked her by telling her she had no taste.

14. When you were 14, she paid for a month away at summer camp.You thanked her by forgetting to write a single letter.

15. When you were 15, she came home from work, looking for a hug.You thanked her by having your bedroom door locked.

16. When you were 16, she taught you how to drive her car.You thanked her by taking it every chance you could.

17. When you were 17, she was expecting an important call.You thanked her by being on the phone all night.

18. When you were 18, she cried at your school graduation.You thanked her by staying out partying until dawn.

19. When you were 19, she paid for your college tuition, drove you to campus, carried your bags.You thanked her by saying good-bye outside the dorm so you wouldn't be embarrassed in front of you friends.

20. When you were 20, she asked whether you were seeing anyone.You thanked her by saying "It's none of you business".

21. When you were 21, she suggested certain careers for your future.You thanked her by saying "I don't want to be like you".

22. When you were 22, she hugged you at your college graduation.You thanked her by asking whether she could pay for a trip to Europe.

23. When you were 23, she gave you furniture for your first apartment.You thanked her by telling your friend it was ugly.

24. When you were 24, she met your fiancé and asked about your plans for the future.You thanked her by glaring and growling, "Muuhh-ther, please!"

25. When you were 25, she helped to pay for your wedding, and she cried and told how deeply she loved you.You thanked her by moving halfway across the country.

26. When you were 30, she called with some advice on the baby.You thanked by telling her, "Things are different now."

27. When you were 40, she called to remind you of a relative's birthday.You thanked her by saying you were "really busy right now."

28. When you were 50, she fell ill and needed you to take care of her.You thanked her by reading about the burden parents become to their children.

29. And then, one day, she quietly died. And everything you never did, came crashing down like thunder on your heart."
(IF SHE' S STILL AROUND, NEVER FORGET TO LOVE HER MORE THAN EVER. AND IF SHE' S NOT, REMEMBER HER UNCONDITIONAL LOVE.)