Pages

Tuesday, April 19, 2011

Ayah dan Cut Bang

Semenjak kelahiran si Cut Bang Rayyan, selalu tidak terpisahkan jika bicara tentang Ayahnya. Dari lahir aja udah dapat kepala alias jidat Ayah yang luas itu (kalau orang bilang, artinya kan anak pinter kan hehehehe tapi amin...). Selebihnya, kalau kawan-kawan bilang, abis mirip bundanya. Kata adik ipar, kalau dari hidung ke bawah, abis kayak bundanya, kalau dari hidung ke atas, abis mirip ayahnya. Begitulah komentar para saudara dan kawan-kawan ketika Rayyan lahir.

Semakin besar si Cut Bang, baru kelihatan kalau wajahnya adalah copy wajah Ayahnya (tapi versi putih kata kawanku heheheheh). Udah sama sekali ga mirip Bundanya kecuali bibir. Makin sedih deh Bunda hiks hiks hiks tapi ya ga apa-apa deh :). 

Cerita-cerita tentang rambut Rayyan, ketika udah panjang, baru kelihatan kalau rambutnya itu keriting, halus dan tipis. Udah panjang pun tapi masih kelihatan pendek karena rambutnya keriting. Kulit kepalanya kelihatan karena rambut yang tipis. Sempat khawatir juga, apa anakku ini kurang gizi ya, kok rambutnya kayak gitu. Akhirnya kami memutuskan untuk mencukur habis lah rambut rayyan dengan pisau nomor 1, pokoknya paling tipis. Sapa tau nanti pas tumbuh lagi, rambutnya makin tebal dan jadi lurus hehehehehehe. Jadi pas 1 malam, pulang kerja, kami bawa Rayyan ke tukang pangkas langganan Ayah di simpang batu 6 gombak. Tukang pangkas orang Aceh juga hehehehe. Si Ayah juga ikutan pangkas licin :). Rayyannya pas dicukur, bersikap baik budi, sama sekali ga rewel atau gerak sana-sini. Malah duduk manis sambil kepalanya dicukur sama Pak Wa tukang pangkas. Excited mungkin karena kan sebelumnya ga pernah kesitu. Begini deh hasilnya, fresh langsung bunda ambil fotonya pas sampe di rumah :)
 
Makin mirip kan???

Ayah mukanya masih bopeng2 karena kena chicken pox

mirip versi item dan putih hehehehe
Kata Nenek Muda Rayyan di Meureudu, Rayyannya jadi ga hensem karena botak hehehehe. Tapi bagi Bunda, Rayyan tetap hensem kok hahahaha. Ga sabar pengen liat rambut Rayyan tumbuh lebat lagi. Pengen tau, apa bakalan jadi lurus ya hehehehehehe. Rambut anak-anak kan cepat tumbuh, sebulan aja mungkin udah ga botak lagi.

Sewaktu di pangkas itu, pertengahan bulan february, sekarang udah pertengahan April, udah 2 bulan. Rambut Rayyan udah tumbuh dan kelihatannya, rambutnya udah kelihatan tebal. Kalau dulu emang asli tipis, sekarang, tebal, kepala nampaknya hitam dengan rambut.

lumayan tebal kan


ini rayyan sama abang sepupunya



Coba dibandingkan dengan rambut rayyan sebelum dipangkas. 

keriting keriwil-keriwil

Ga sabar tunggu rambutnya jadi makin panjang....

Tuesday, April 5, 2011

Used Spectra 3 FOR SALE!!!!

Dear, Bloggers,
I have Spectra 3 that I bought on February 2011. I only manage to use it for less than a month for replacing my lost Medela Freestyle huhuhuhu. Since I already gave up on pumping, now I'm ready to let go the spectra 3. The condition is just like new because I only used it for less than a month. I will let it go for only RM 400 for a complete set for becoming a Pumping Mom. With that cheap price, what will u get???? See the list below:

1. Spectra 3 breastpump
2. 2 (two) breast shield set (for dual pumping, no need to buy extra breast shield)
3. 1 feeding bottle
4. 1 bottle cap
5. 1 teat
6. 1 bottle stand
7. 1 used Moms Precious Cooler Bag (condition is just like new, seldom used since i had medela)
8. 3 Moms Precious Reusable ice pack with 3 pouch cover
9. 4 used Moms Precious Breastmilk Storage Container - 5oz/150ml
10. Never used Moms Precious Breastmilk Storage Container - 2oz/60ml (worth RM35)

 It is a complete set for u to start becoming a pumping mom with only RM400, it is very cheap :). If u interested, please give a call or just send sms to 0103615356. TQ.

Note: for now, i only have the photo of the spectra in my laptop. Tomorrow, I will upload the whole product listed above.

 

Monday, April 4, 2011

Topik hari ini hampir semua SAMA --- Breastfeeding

Hari ini aku ber-blogwalking ke blog-blog yang aku ikuti. Hampir semua blog ngomongin tentang breasfeeding karena rupanya ada satu insiden dimana ada seorang blogger mengatakan bahwa "ibu yang tidak ada ASI (Air Susu Ibu) itu Cacat". Gara-gara statement dia, mengamuk lah blogger-blogger yang lain sampe-sampe ada yang buat page di Fesbuk untuk membenci si blogger (kejadiannya di Malaysia ya jadi khusus untuk blogger mama di Malaysia).

Aku sebenarnya geram juga dengan statement blogger tersebut. Asal-asalan kali dia menyebut ibu yang tidak ada ASI itu cacat, sungguh sangat kasar sekali pernyataannya. Aku rasa blogger tersebut sedang semangat-semangatnya dengan perjuangan menyusui anaknya dan sedang dalam keadaan sangat idelistik tentang ASI jadi dia menganggap negative semua ibu-ibu yang tidak menyususi anak dengan alasan tidak ada ASI.
Kalau melihat pengalaman aku melahirkan anak pertama, Rayyan. Sewaktu hari-hari pertama, sama, ASI belum keluar. Payudara udah bengkak sebengkak-bengkaknya, tapi anehnya, pas diperas pake tangan, sama sekali ga keluar. Dari hari pertama sampailah hari ke 6, bayangkan saja, masih belum keluar. Buah dada bahkan sudah sekeras baru, dan selama 6 hari ini, rasanya menderita sekali. Mamaku yang dulunya perawat sampe bingung, kenapa kok ASInya ga keluar. Padahal mamaku dulu, di hari pertama aja, ASI udah buanyak sekali sampai menetes-netes. Kok anak perempuannya beda ya????

Tapi alhamdulillah aku mempunya ibu seperti mama. Beliau tidak menyerah sama sekali. Setiap hari beliau memijat-mijat, mengurut-ngurut payudaraku supaya susunya keluar. Kompres panas dingin setiap saat dan banyak deh yang mamaku buat supaya ASInya keluar. Bahkan akunya yang sudah putus asa duluan. Ada bagian puting payudara sampe berwarna hitam keras seperti kulit mati itu. Kemudian ibu-ibu yang ngurut badan aku bilang, putingnya jadi hitam dan keras begitu karena putingnya kotor. "Waktu hamil ga sering dibersihin ya?", tanya beliau, aku pun mengakui kalau aku tidak rutin membersihkan puting payudara. Kemudian beliau menyarankan supaya membersihkan bagian kulit yang mati dengan sikat gigi anak-anak yang halus. Dibersihkan sampe bagian kulit matinya bersih. Jangan ditanya gimana sakitnya pas aku coba membersihkan puting payudaraku itu. Tapi aku tekadkan diri karena aku udah ga tahan menderita gini heheheh.

Puting yang kehitaman ditambah dada yang bengkak, lengkaplah sudah penderitaan aku. Benar-benar stress. Bagaimana dengan Rayyan? Karena memang susunya sama sekali tidak keluar, rasanya tidak mungkin rayyan cuma dikasih air madu sampe 6 hari, akhirnya rayyan diberi susu formula juga pas hari ke 3 kalau tidak salah. Awalnya mamaku tetap berusaha agar ASIku keluar dan Rayyan sama sekali tidak diberi susu formula. Kalau udah sampe 3 hari, masih belum keluar, kasian sekali kan Rayyannya. Badannya sampe kuning karena kekurangan cairan. Akhirnya diberikan susu formula. Tapi mamaku tetap memaksa aku supaya tetap menyusui Rayyan supaya memberi rangsangan pada payudara sehingga ASI keluar.


Sampai pada hari ke 5 gitu, ada kawan mamaku yang perawat juga (mamaku sampe telepon kawannya sesama perawat untuk minta nasehat), nyaranin supaya dada dikompres dengan daun kates/pepaya. Mama ku langsung kesal pada dirinya sendiri, kenapa beliau sampai lupa kalau daun ubi bisa mengurangkan bengkak di payudara (gpp kok ma, biasalah, mama pasti panik mengahadapi pasien yang juga anak mama sendiri hehehe). Alhamdulillahhi rabbil alamin, dengan obat tradisional yang cuma daun kates/pepaya, payudaraku sudah tidak bengkak lagi, bahkan ASInya sudah keluar. Obat perangsang ASI yang diberikan opleh dokter yang harganya mahal itu aja, sama sekali ga mempan!!!! Pada hari ke 6 lah aku sudah bisa menyusui Rayyan sehingga pas hari ke 7 saat aqiqahnya, aku sudah bisa menyusui rayyan dengan mudah.

Apakah perjuangan berakhir disitu???? Sama sekali tidak! ASIku keluarnya sangat sedikit. Rayyan menyusunya lamaaaaa sekali. Sampe setengah jam bahkan 1 jam. Aku yang belum biasa menyusui, sampe pegel tangan dan kakiku, karena aku menyusuinya sambil duduk. Saat itu ga berani sambil tiduran karena pernah nyoba, tapi hidung Rayyan kok ketutup sama payudara, jadi takut aja ntar kalau Rayyan malah ga bisa nafas. Jadi saat aku udah pegel nyusui tapi Rayyan masih rewel, akhirnya aku nyerah, langsung ditambah dengan susu formula. Begitu terus selama kira-kira 2 bulan. Aku ngerasa aku belum ada mental kuat untuk berjuang menysusui Rayyan.

Mamaku tetap memberi semangat aku untuk tetap menyusui rayyan, Setiap kali aku menyerah, minta dibikinkan susu formula, mamaku langsung marah-marah, sambil bilang, "baru segitu, kok sudah nyerah sih, susuin dulu sebentar lagi", tapi akunya yang masih malas-malasan, minta dibikinkan susu formula. Suatu hari, mamaku mengajak aku bicara dari hati ke hati. Mamaku bertanya, "Menurut rini, lebih mudah mana, ASI atau susu formula?". Aku dengan cepat menjawab, "Ya susu formula lah ma". Mamaku dengan sabar menjawab, "Apa rini yakin kalau susu formula lebih mudah dari pada ASI?". Aku hanya mengangguk. Mama menyambung lagi, "Apa rini pernah membayangkan, kalau tengah malam, Rayyan haus, lebih mudah mana, tinggal buka baju dan BH, terus susuin rayyan dengan ASI, atau harus bangun, ambil botol, isi susu formula, tuang air panas, campur air dingin, kasih ke Rayyan, kemudian setelah susu habis, bawa botol keluar, cuci dengan dengan air, kemudian rendam dengan air panas lagi, baru bisa sambung tidur". Aku pun mendengar penjelasan mama dengan serius, aku melihat, apa yang mama katakan ada benar juga. Mama menyambung lagi penjelasannya, "Kalau sekarang, mungkin ada b'fahmi, ada mama, yang rini bisa harapkan untuk bantu buat susu di tengah malam, tapi kalau nanti rini ke KL, cuma rini sendiri yang menjaga rayyan, yah kalau ada suami, mungkin yah suami capek pulang kerja, berarti rini kan yang harus bangun sendiri siapin susu".
Mendengar penjelasan mamaku itu, seakan-akan membuka pikiranku. Ternyata ASI jauh lebih mudah dari susu formula. Mamaku belum berhenti dengan penjelasannya, "Kemudian ya, kalau pergi keluar bawa bayi, apa rini mau kesana-sini musti bawa tas khusus isinya susu formula, botol susu, air bersih untuk cuci botol, air panas/termos, air dingin, dan segala perlengkapannya. Ingat kalau memilih susu formula, berarti kemana-mana, bakul susu wajib dibawa. Bayangkan kalau ASI, rini ga perlu bawa semua itu, cukup bawa diri sendiri dan langsung disusukan bayinya dengan ASI". Penjelasan diatas malah makin membuka pikiran aku tentang betapa simplenya kalau ASI.

Apakah mama udah selesai? Wuah, belum, mamaku pun menambah bagian yang paling penting, "Apa rini pernah hitung-hitung, berapa biaya yang diperlukan kalau Rayyan minum susu formula? Rayyan sekarang ini minum susu formula yang tidak terlalu mahal, tapi dengan harga segitu, rini hitung-hitung, sebulan berapa uang diperlukan untuk beli susu aja", aku pun menghitung-hitung, kira-kita sebulan perlu sampai 300 ribu cuma untuk susu rayyan. "300 ribu itu sekarang rini, semakin besar Rayyan nanti, semakin banyak konsumsi susunya, sampai lah 2 tahun nanti, semakin banyak Rayyan minum susu, coba rini hitung berapa biaya untuk susu formula, berapa biaya untuk ASI?". Saat itu, kondisi ekonomi keluarga kecil kami memang masih sangat-sangat sederhana sekali. Duit memang pas-pasan sekali apalagi tabungan kami habis ludes karena aku melahirkan dengan caesar. Bayangkan ongkos melahirkan normal yang 1 juta, membengkak jadi hampir 9 juta karena caesar.

Penjelasan mamaku memang sangat benar sekali. Aku pun bertekad supaya Rayyan harus minum ASI. ASIku walaupun cuma sedikit, tapi jangan sampai kering. Sebisanya aku tetap menyusui Rayyan, susu formula hanyalah tambahan saja. Jujur ya, saat itu, motivasiku menyusui rayyan, lebih besar ke faktor ekonomi hehehehe. Selanjutnya baru faktor kalau ASI lebih mudah kalau misalnya lagi jalan keluar. Pas tengah malam, disampingku sudah tersedia air satu botol besar. Setiap kali bangun menyusui Rayyan, setelah selesai, aku akan minum air sebanyak-banyak-nya dengan harapan produksi ASInya makin banyak, jadi Rayyan bisa minum ASI dengan kenyang, jadi bangunnya ga sering, aku pun bisa tidur dengan nyenyak. Awal-awalnya, Rayyan masih tetap campur ASI dan susu formula. Alhamdulillah, pas bulan ke 3 atau 4, produksi ASIku walaupun tidaklah melimpah, tapi cukup untuk Rayyan. Setiap menyusui, Rayyan akan kenyang dan menyusunya pun paling-paling hanya 15-20 menit. Tidak perlu lagi tambahan susu formula kecuali situasi tertentu.

Apakah perjuangan sudah berakhir? Belum lagi, kawan! Memang ASI sudah lancar, tapi susu formula masih belum lepas dari Rayyan. Saat itu ilmuku tentang penyusuan ASI masih NOL BESAR. Saat di rumah, sama sekali tidak ada masalah menyusui Rayyan. Tapi kalau di luar rumah, ntah pas jalan-jalan atau ke rumah teman atau ke pasar, ada acara dan sebagainya, aku tetap sedia susu formula di tas. Kalau saat lagi di luar, Rayyan tiba-tiba haus, aku ga usah susah-susah cari tempat buat nyusui. Menyusukan anak di tempat umum??? wuah masih belum berani aku. Di tambah lagi dengan pengetahuan aku tentang penyusuan ASI yang masih NOL, aku merasa risih, takut kalau harus angkat-angkat baju, takut nanti kelihatan payudaranya, malu.
Mengenang saat-saat itu, aku benar-benar malu dengan tidak menambah pengetahuan aku tentang penyusuan ASI di tempat umum. Padahal dengan segala fasilitas seperti baju menyusui, nursing cover/poncho dan sebagainya, menyusui anak di tempat umum menjadi sangaaaaaaaat mudah sekali kan?????? Padahal di rumah mamaku ada internet, tapi ntah napa, kok aku ga coba search pake pak google ya?????
Saat aku mulai kerja di KL lah, baru aku mendapat hampir semua informasi tentang breastfeeding, pumping dan segala hal yang berkaitan dengan itu, semuanya melalu internet. Membaca blog-blog para working mom Malaysia, membaca tips-tipsnya dalam menyusui anak sekaligus dalam memompa ASI, dan banyak lagi info-info berharga lainnya. Sungguh merasa sangat terlambat karena saat itu usia rayyan sudah pun 8-9 bulan. Tapi ya kayak kata pepatah, "better late than never", jadi sama sekali tidak ada kata terlambat untuk belajar.
Jadi melihat pengalamanku di atas, menurut aku, memang benar sekali kalau proses menyusui anak dengan ASI adalah merupakan proses yang sangat melelahkan dan membosankan. Proses memompa ASI/pumping malah lebih melelahkan dan lebih membosankan. Aku sudah merasakan masa-masa itu. Breastfeeding dan pumping memerlukan perjuangan yang sangat besar sekali, dorongan dan motivasi dari orang-orang terdekat, memerlukan fasiltas-fasilitas dan pastinya uang juga. Breastfeeding dan pumping bukanlah proses yang mudah. Jadi kalau ada yang menyerah dalam menyusui anak dengan ASI atau memompa ASI, saya bisa mengerti karena saya pernah melaluinya dan tau benar kalau proses tersebut tidaklah mudah. Tapi setelah kita melalunya, pada akhirnya pengorbanan tersebut sama sekali tidak kita rasakan. Yang ada hanya rasa bangga dan puas karena bisa menyusui anak dengan ASI.


Saat ini usia anak saya sudah 16 bulan. Saat usianya 14 bulan, aku sudah berhenti memompa ASI di kantor. Alasannya adalah karena pompa ASI Medela freestyleku, yang aku beli dengan gaji pertamaku, hilang dicuri saat mobilku dipecah orang. Saat itu aku merasa sedih sekali...... Walaupun hasil pompa ASIku tidak banyak dan Rayyan masih tetap perlu ditambah dengan susu formula, tapi produksi ASI ku tetap cukup jadi malam hari dan weekend, aku tetap bisa menyusui Rayyan penuh tanpa susu formula dan Rayyan kenyang. Saat ada rezeki membeli pompa ASI Spectra 3 yang lebih murah, aku mencoba memulai proses pompa lagi, tapi hanya sebulan saja, karena aku tidak merasa nyaman dengan spektra 3, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti memompa. Mau beli Medela Freestyle lagi, duh, bisa bangkrut lah aku. Kemudian ya Rayyan hanya menyusui ASI di malam hari. Makin lama produksi ASI pun semakin sedikit sampai hari ini, memang sudah sedikit sekali. Malam hari sudah tidak cukup lagi untuk Rayyan. Dia akan menangis karena masih haus dan akhirnya ya ditambah dengan susu formula. Kalau dulu ASI yang utama, susu formula hanya tambahan, sekarang malah sebaliknya, susu formula yang utama, ASI cuma tambahan. Sedih sih sebenarnya, tapi ya aku mengaku yang aku sudah menyerah kalah. Nothing to be ashamed with. Yang terpenting adalah aku sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk anakku:)