Pages

Wednesday, September 26, 2012

Travelling dan Hotel Budget

Jujur saja aku katakan, setiap kali membaca berita atau cerita tentang pengalaman seseorang travelling ke pelosok dunia, aku menjadi sungguh-sungguh iri. Betapa menyenangkannya mengunjungi tempat-tempat baru yang tidak pernah aku datangi. Tempat tujuan tidak harus tempat-tempat terkenal buat wisata, bahkan tempat yang tidak terkenal malah mungkin lebih menarik.

Tentu saja kalau kita punya hobi travelling, yang paling utama yang harus kita siapkan ya tentu saja duitnya hehehehe. Kalau aku, sama sekali ga masalah untuk menginap di hotel budget atau istilahnya hotelnya backpacker. Malah menurut aku, sayang sekali duitnya kalau habis cuma untuk sewa hotel mahal yang cuma untuk tidur beberapa jam aja (kecuali kalau duit sendiri banyak, ya ga apa-apa kalau mau menikmati hotel mahal).

Pengalaman dua kali menginap di hotel budget sewaktu ke Melaka dan Pinang. Menurut aku, fasilitasnya not bad lah, yang penting ada AC dan water heater. Tapi untuk yang tidak terbiasa dengan suasana hotel budget, akan merasa sedikit khawatir dengan keselamatan hotel. Seperti waktu aku membawa kedua orang tuaku menginap di jotel budget di pinang. Orang tuaku ini sebelum pensiun, keduanya adalah karyawan sebuah Oil and Gas company di Aceh. Fasilitas mewah sudah sering merela rasakan. Jadi aku bisa merasakan kalau orang tuaku agak sedikit canggung sewaktu berada di hotel budget tersebut. Aku cuma bisa minta maaf deh. Berhubung travelling tersebut dibiayai oleh suami dan aku yang masih student ini, baru hotel begini yang mampu kami bayar. Orang tuaku sangat-sangat pengertian sekali. Mereka mengerti sekali dengan keadaan kami yang masih terbatas.

Mengenai keselamatan menginap di hotel budget, jujur saja sih, pada awalnya sih aku juga merasa ragu-ragu. Tapi setelah dua kali merasakan, aku pikir, sama saja lah dengan hotel bintang 2 atau 3 (udah pasti aku ga bakal membandingkan dengan hotel bintang 5 ya). Kedua hotel yang kami pernah tinggal, menggunakan sejenis punch card yang diberikan kepada setiap penghuni kamar. Jadi setiap kali mau masuk ke hotel, tinggal scan kartu yang dikasih. Tanpa kartu, kita ga bakalan bisa masuk, terutama pada malam hari ketika penjaga hotel sudah pulang. Pintu kamar hotel juga pintu yang standard dipakai di hotel-hotel lain. Yang paling penting, di kalangan backpacker, rasanya ada peraturan yang tidak tertulis yang mengatakan "mind your own business" alias jangan mengganggu ketenangan orang lain dan jangan bikin onar di dalam hotel.

So far, begitulah pengalaman aku menginap di 2 hotel budget di Malaysia. Tentu saja kita juga harus tetap berhati-hati dalam memilih hotel budget. Salah satu caranya adalah melihat review dari pengunjung hotel mengenai hotel tersebut di website seperti Agoda.com.my. Kita juga harus percaya dengan instict. Ketika kita ga ngerasa yakin dengan salah satu hotel, segera cari alternative hotel lain. Berdasarkan pengalaman mencari-cari hotel budget, ada beberapa hotel yang terlalu bebas atau terlalu western sekali seperti mengatakan kalau mereka ada pub, alkohol, bar, parties, etc. yang berbau bule having fun lah. Jika sudah seperti itu, untuk kita yang ga ngerasa nyaman dengan aktifitas seperti itu, sebaiknya menjauh saja dari hotel-hotel seperti itu.

Kalau kita travelling dengan beberapa kawan, pastikan kalau kita sudah berdiskusi dengan kawan seperjalanan mengenai hotel seperti apa yang kalian mau. Aku pernah punya pengalaman travelling ke pulau pinang bertiga dengan adikku dan kawan aku sewaktu kuliah. Aku dan adikku tidak punya masalah untuk menginap di hotel budget. Di saat budget kami menipis, kami memutuskan untuk mencari hotel yang lebih murah. Si kawan mempercayakan aku dan adikku untuk mencari hotel dan kami memilih hotel budget. Si kawanku ini saat mengetahui bahwa kami akan booking hotel budget, langsung ketakutan dan khawatir sekali. Dia menyuruh kami membatalkan booking tersebut dan bahkan bersedia membayar lebih asalkan jangan di hotel budget. Kata kawannya dia yang pernah ke pinang, kawasan hotel tersebut rawan dan bahaya. Aku dan adikku pada awalnya agak kesal juga karena menurut kami, tempat tersebut ok-ok saja. Tapi akhirnya kami mencoba mengerti kalau kawanku ini mungkin tipe orang yang tidak biasa dan tidak berani menginap di hotel ala backpacker ini. Mungkin ada hikmahnya dan mungkin kawanku ini punya feeling yang tidak enak mengenai hotel tersebut. Seperti yang aku sebutkan di atas, kita juga perlu mempertimbangkan instinct kita dalam memilih hotel.

Last but not least, kalau memutuskan untuk menginap di hotel budget, jangan mengharapkan fasilitas yang macem-macem ya. Jangan juga mengeluh ini dan itu karena akan sangat menyebalkan sekali. Kalau pengen yang wuah, ya siap-siap untuk mengeluarkan duit lebih untuk hotel yang lebih bagus. Kalau tidak ada duit, lebih baik diam saja dan cukup nikmati saja apa yang ada.

Sekian dan terimakasih.....

Tuesday, May 29, 2012

Semalam di Kampung Acheh


Baru-baru ini, saya, suami dan kawan suami beserta istrinya mengunjungi Kedah, tepatnya Kampung Acheh di kota Yan. Kedah adalah salah satu Negara bagian Malaysia yang berbatasan langsung dengan Siam (Thailand). Perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Kedah memakan waktu lebih kurang 6 jam dengan mengendarai mobil. Tujuan utama kami menempuh jarak sedemikian jauh, lebih kurang 444 km,  adalah untuk menghadiri Musyawarah Agung Ikatan Masyarakat Aceh Malaysia (IMAM) yang ke 11. IMAM sendiri adalah satu-satunya persatuan masyarakat Aceh di Malaysia yang didirikan pada tahun 2000. Presiden IMAM adalah Tan Sri Dato’ Sanusi Junid yang merupakan mantan presiden dari International Islamic University Malaysia (IIUM) dan juga mantan Menteri Besar (Gubernur) Kedah. 


Musyawarah Agung IMAM sendiri diadakan di Kampung Aceh Management Centre (KAMC) yang merupakan sebuah village homestay yang dikelola oleh pengurus IMAM. Berbincang-bincang dengan salah satu pengurus KAMC, Cikgu Abdul Rahman, serasa berada di kampung halaman saya di Meureudu. Beliau masih bisa berbahasa Aceh dengan sangat lancar walaupun dilahirkan dan dibesarkan di Kedah. Saya bahkan bertemu dengan cucu beliau yang berumur 4 tahun, beribu Aceh dan berayah Bugis, bahkan bisa berbahasa Aceh dengan pengucapan sangat sempurna. Saya benar-benar kagum dengan penduduk keturunan Aceh di Kedah.

Mari kita kembali ke Musyawarah Agung ke 11 IMAM yang serentak dilakukan dengan acara peresmian Dewan Teungku Muhammad Dahan. Musyawarah dibuka secara resmi oleh Tan Sri Sanusi Junid. Dalam pidato pembukaannya, beliau bercerita mengenai sejarah pemberian nama Dewan tempat diadakannya musyawarah, yaitu Dewan Teungku Muhammad Dahan. Teungku Muhammad Dahan adalah salah satu ulama Aceh yang disegani di Yan, beliau lebih dikenal dengan gelaran Teungku Chik di Yan. Tan Sri Sanusi Junid mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Teungku Muhammad Dahan karena beliau mempunyai andil besar dalam mempertemukan Tan Sri Sanusi dengan istrinya. Tan Sri juga bercerita tentang orang-orang keturunan Aceh yang mempunyai peran besar dalam memajukan Malaysia seperti Tan Sri Hanafiah Hussain, Tan Sri Elyas Omar dan Tan Sri Kamaruzzaman Shariff. Selain itu, Tan Sri juga bercerita mengenai sejarah orang-orang Aceh yang berada di Kampung Aceh di Yan, Kedah. Pidato Tan Sri diakhiri dengan mengajak semua lapisan masyarakat Aceh di Kampung Aceh, Yan khususnya dan masyarakat Aceh di Malaysia umumnya untuk dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan Aceh menuju Aceh yang lebih baik ke depan.  

Dalam Musyawarah tersebut juga, ada salah satu peserta yang mengusulkan untuk menyebarkan Narit Geutanyo keluar Kedah sehingga bisa dibaca oleh seluruh masyarakat Aceh di Malaysia. Narit Geutanyo adalah buletin yang diterbitkan oleh IMAM setiap dua bulan sekali. Ada juga peserta musyawarah yang lain, Dato’ Dr. Abdullah Hasbi Hassan pakar pertambangan Malaysia keturunan Aceh, yang menyarankan agar Tan Sri Sanusi menulis buku mengenai sejarah Aceh di Malaysia agar generasi muda Aceh di Malaysia mengetahui sejarah indatu mereka atau lebih baik lagi jika Tan Sri Sanusi dapat menulis kisah hidup beliau dalam sebuah otobiografi. Musyawarah ini kemudian diakhiri dengan makan siang bersama dengan menu utamanya  Kuah Plik U dan Timphan buatan ibu-ibu kampung Aceh.


Selama lebih kurang sehari semalam berada di Kampung Aceh, Yan, Kedah, saya mempelajari banyak hal. Salah satunya, saya menyadari betapa pentingnya untuk kita menghargai jasa indatu kita dengan mengetahui, mempelajari dan melestarikan budaya kita. Walaupun generasi Aceh di Kampung Aceh lahir dan membesar di sana, bahkan mereka berbicara bahasa Melayu dengan logat Kedah, tapi mereka tetap tidak lupa bahwa mereka adalah orang Kedah keturunan Aceh dengan melestarikan bahasa Aceh dan kebudayaan Aceh di kalangan mereka. Tidak bisa kita pungkiri bahwa masyarakat Aceh di Kedah sudah berasimilasi dengan kebudayaan setempat. Akan tetapi, mereka tetap bangga mengatakan bahwa mereka adalah orang Aceh dan masih tetap melestarikan budaya Aceh salah satunya melalui penggunaan bahasa Aceh dan juga makanan khas Aceh. Rasa kebanggaan sebagai orang Aceh telah mendorong orang-orang Aceh di Malaysia untuk meraih prestasi gemilang yang terukir dengan tinta emas dalam berbagai bidang sehingga nama Aceh tetap harum di Tanah Melayu.

Thursday, March 1, 2012

Mencoba blogging dengan ipod touch

Sudah lama sekali aku ga nukis d blog ini.... Padahal ada internet d rmh. Udah ada ipod touch lagi, seharusnya blogging jadi hal yg mudah dan ga makan waktu. Td baru teringat utk install blogger app dr appstore, jadi post hari ini menjadi ajang testing. Mudah sekali rupanya blogging dg ipod ni.....

Ke depannya, musti rajin2 deh.....

Kali ini aku mau nulis tentang tas baru rayyan. Udah sering liat anak kawan yg masih balita, kelihatan lucu dan menggemaskan sekali kl lagi pakai tas ransel anak2, kayak mau sekolah lah gitu ecek2nya. Jadi udah lama juga aku pengen kali beli tas buat rayyan. Berhubung lagi bokek dan aku pikir tas ransel anak2 pasti harganya sekitaran 30 or 40 ringgit, beih, lg ga ada duit nih, aku tinda saja lah....

Lalu aku menemukan tas lucu gambar angry bird di pasar malam UIA, harga cuma 10 ringgit!!!!!! Kalau maksa nawar, mgkn bs dapat lah 8. Wuah, kl segitu harganya, udah lama aku beli. Berhubung cuma buat licu2an sm rayyan, tas murah meriah juga ga masalah kan, lah paling isinya cuma barang rayyan kalau misalnya jalan2, pampers, baju ganti, susu kotaknya, dan lain-lain. Kalau misalnya beneran usah mulai sekolah, barulah beli tas yg lebih kuat ken anak sekolah kan bawa buku dan peralatan sekolah yg berat....

Bagaimana dengan reaksi rayyan melihat tas barunya? Ah, dia masih 2 tahun, belum mengerti tentang fungsi sebuah tas. Yang dia sebut langsung, "bird....bird...." dia kenal tokoh angry bird ini karena ada di ipod ku dan dia sering nonton angry bird sm macurnya d youtube.....

Aku sungguh bahagia melihat rayyan yg begitu semangat memakai tas barunya, comel sekali.....

Melihat senyumnya yg manja, hilang deh semua penat.... Bunda sayang rayyan......