Pages

Tuesday, August 22, 2017

Solo Traveling Sambil Mengantar Anak #1

Jadwal persekolahan di Malaysia untuk satu tahun biasanya sudah ditetapkan dari tahun sebelumnya. Informasinya pun bisa kita dapatkan di internet. Selama 2 tahun ini, aku perhatikan kalau jadwalnya itu tetap dan belum pernah aku mengalamin jadwal yang ditukar. Terutamanya jadwal libur sekolah atau istilah di sini itu CUTI SEKOLAH. Berpedoman dari jadwal persekolahan itu lah, tahun 2016, aku mulai hunting tiket murah dengan tujuan untuk bisa mengantar Rayyan ke Banda Aceh selama cuti sekolah.

Alasan utamanya tentu saja karena kami berdua bekerja dan Ummi sudah tidak tinggal bersama kami lagi di sini. Jadi salah satu alternatif adalah mengirim Rayyan ke Banda Aceh untuk tinggal dengan Misyik dan Abusyiknya atau pun tinggal bersama adik ipar yang kebetulan punya anak laki-laki juga yang dekat dengan Rayyan.

Aku memilih hunting tiket untuk cuti sekolah yang kedua karena cutinya sampai 2 minggu dan kebetulan di bulan puasa. Tepatnya di bulan May-Juni 2017. Rencana awalnya adalah aku seorang diri mengantar Rayyan ke Banda Aceh. Besoknya aku kembali ke Kuala Lumpur. Setelah dua minggu, aku kembali pulang ke Banda Aceh menjemput Rayyan. Dua malam di Banda Aceh sebelum kembali ke Kuala Lumpur.

Setelah beberapa minggu mulai hunting, dapatlah tiket PP murah untuk aku dan Rayyan tanggal 27 May - 10 Juni 2017 sebesar RM466 termasuk bagasi 25 kg. Termasuk murah sekali lho itu. Tanpa bagasi, jumlahnya hanya RM310 tiket PP untuk dua orang dari Kuala Lumpur ke Banda Aceh. Tiket pulangnya untuk kami berdua sudah beres. Tinggal mencari tiket untuk aku kembali ke Kuala Lumpur dan tiket ke Banda Aceh untuk menjemput Rayyan. Tiket yang kedua ini akhirnya aku beli untuk tanggal 28 May - 8 Juni 2017 sebesar RM 210 ataupun Rp.630 ribu. Itu juga udah termasuk murah juga sih.

Pada hari pertama kami pulang, seperti biasa, Bapakku yang menjemput di Airport. Setelah menjemput, kami langsung pulang ke rumah orang tuaku. Berhubung bulan puasa ya kami pun di rumah saja seharian. Kemudian adik ipar dan Ummi datang ke rumah. Ngobrol seperti biasa. Saat pulang, Rayyan minta ikut pulang ke rumah adik ipar. Aku mengizinkan dengan syarat kalau buka puasa dan tidur di rumah Abusyiek. Rayyan setuju asalkan Abang sepupunya, Faris, juga ikut. Faris pun setuju aja. Setelah adik ipar, Ummi, Faris dan Rayyan pergi, aku pun naik ke tingkat dua rumah untuk beristirahat. Menjelang buka puasa baru aku terbangun. Aku liat Rayyan sudah ada di sampingku tertidur. Aku biarkan Rayyan tertidur sebentar lagi. Aku pun turun ke dapur untuk membantu Mamaku. Malam ini kami berbuka puasa dengan menu khas buatan Mama yaitu bubur kanji. Malamnya aku dan Rayyan tidak ikut tarawih. Rayyan menyambung tidurnya lagi dan aku pun juga berisitrahat. Malah Faris yang semangat ke mesjid dengan Abusyiek.

Esok paginya selepas sahur, aku pun segera bersiap-siap. Abis salat Subuh, kami langsung bergerak ke airport. Sesampai di airport pun aku langsung menyalami bapak, Rayyan dan Faris. Aku pun segera saja masuk ke ruang check in. Rayyan terlihat sangat senang sekali bisa mengahabiskan liburannya di Banda Aceh. Ia melambaikan tangannya kepadaku sambil tersenyum lebar. Di dalam hatiku, ada terbersit juga perasaan yang mengatakan bahwa anakku sudah besar dimana dia sudah bisa kami tinggalkan di kampung.

Keliatannya sih memang pulang kali ini malah bikin capek aja kan ya. Hari sabtu kami pulang ke Banda Aceh, besok paginya aku udah harus kembali ke Kuala Lumpur. Tapi setelah menjalaninya, capek sih iya, tapi seru aja sih pulang hanya berdua dengan Rayyan. Pada saat aku seorang diri kembali ke Kuala Lumpur, malah lebih seru aja nih. Aku baru sadar kalau sudah lama sekali sejak terakhir kalinya aku naik pesawat sendirian. Aku coba mengingat-ingat, kapan ya terakhir kalinya aku travelling sendirian gitu. Aku rasa saat aku baru aja menikah dan harus kembali ke Kuala Lumpur sendiri untuk meneruskan kuliahku sedangkan suami bekerja di Banda Aceh. Sejak punya anak, rasa-rasanya tidak pernah travelling sendirian. Yang pernah adalah aku pulang berdua dengan Zafir yang saat itu masih berumur 4 atau 5 bulan untuk mengurus SIM.

Aku sampai berpikir untuk menjadikan momen-momen seperti itu kegiatan tahunan aku. Anggap saja sebagai pengganti impian buat menjelajah dunia. Tidak bisa menjelajah dunia, ya paling tidak menjelajah di perjalanan dari Kuala Lumpur ke Banda Aceh. Seru aja berada di airport seorang diri. Tidak ada yang perlu diurus. Aku bisa sebebasnya memperhatikan orang-orang di sekitar. Aku bisa jalan santai dan lambat sesukaku tanpa harus tergesa-gesa. Setahun sekali ya tidak apa-apalah jadi solo traveling yang tidak seberapa solo hahaha. Kalau sudah cukup nyali dan uang, baru deh beneran solo traveling ke ke tempat yang agak jauh. Ya tidak terlalu muluk, yang di sekitaran Malaysia atau Indonesia sajalah. Paling jauh ya Thailand atau Singapore.

0 comments: